
Pinggan Pasu
Minggu, 22 Juli 2012
Minggu, 04 Maret 2012
BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
BAHASA INDONESIA
DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
1.1 Pengertian
Karya tulis akademik dan
ilmiah menuntut kecermatan bahasa karena karya tersebut harus disebarluaskan
kepada pihak yang tidak secara langsung berhadapan dengan penulis baik pada
saat tulisan diterbitkan atau pada beberapa tahun sesudah itu. Kecermatan
bahasa menjamin bahwa makna yang ingin disampaikan penulis akan sama persis
seperti makna yang ditangkap pembaca tanpa terikat oleh waktu. Kesamaan
interpretasi terhadap makna akan tercapai kalau penulis dan pembaca mempunyai
pemahaman yang sama terhadap kaidah kebahasaan yang digunakan. Lebih dari itu,
komunikasi ilmiah juga akan menjadi lebih efektif kalau kedua pihak mempunyai
kekayaan yang sama dalam hal kosakata teknis leksikon). Ciri bahasa keilmuan
adalah kemampuan bahasa tersebut untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran yang
kompleks dan abstrak secara cermat. Kecermatan gagasan dan buah pikiran hanya
dapat dilakukan kalau struktur bahasa (termasuk kaidah pembentukan istilah)
sudah canggih dan mantap.
Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sukar bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, di mana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama. Bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan perasaan, sikap, dan pikiran. Aspek pikiran dan penalaran merupakan aspek yang membedakan bahasa manusia dan makluk lainnya. Selanjutnya disimpulkan bahwa aspek penalaran bahasa Indonesia belum berkembang sepesat aspek kultural. Demikian juga, kemampuan berbahasa untuk komunikasi ilmiah dirasakan sangat kurang apalagi dalam komunikasi tulisan. Hal ini disebabkan oleh proses pendidikan yang kurang memperlihatkan aspek penalaran dalam pengajaran bahasa. Dua masalah kebahasaan yaitu masalah strategi kebahasaan nasional dan peran perguruan tinggi sebagai agen pengembangan dan perubahan bahasa untuk tujuan keilmuan. Masalah pertama berkaitan dengan kebijakan penegasan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan dan masalah kedua menyangkut peran perguruan tinggi dalam mengembangkan bahasa keilmuan. Bahasa keilmuan merupaka
Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sukar bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, di mana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama. Bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan perasaan, sikap, dan pikiran. Aspek pikiran dan penalaran merupakan aspek yang membedakan bahasa manusia dan makluk lainnya. Selanjutnya disimpulkan bahwa aspek penalaran bahasa Indonesia belum berkembang sepesat aspek kultural. Demikian juga, kemampuan berbahasa untuk komunikasi ilmiah dirasakan sangat kurang apalagi dalam komunikasi tulisan. Hal ini disebabkan oleh proses pendidikan yang kurang memperlihatkan aspek penalaran dalam pengajaran bahasa. Dua masalah kebahasaan yaitu masalah strategi kebahasaan nasional dan peran perguruan tinggi sebagai agen pengembangan dan perubahan bahasa untuk tujuan keilmuan. Masalah pertama berkaitan dengan kebijakan penegasan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan dan masalah kedua menyangkut peran perguruan tinggi dalam mengembangkan bahasa keilmuan. Bahasa keilmuan merupaka
Rabu, 29 Februari 2012
Sabtu, 01 Oktober 2011
Akatsuki
Akatsuki
Kamis, 15 September 2011
Jinchuuriki (人柱力, yang berarti host atau tuan rumah) adalah sebutan bagi orang-orang yang dijadikan inang oleh Bijuu. Jinchuuriki memiliki kemampuan unik untuk menyatu dengan bijuu dan menggunakan kekuatannya. Rata-rata mereka dikucilkan oleh masyarakat ditempat mereka tinggal. Ini disebabkan oleh ketakutan masyarakat tersebut akan bahaya bijuu yang berdiam didalam diri mereka. Padahal, mereka sudah menjadi pahlawan di desa mereka dengan merelakkan tubuh mereka dimasukkan bijuu untuk mencegah penghancuran dan pengrusakkan yang akan terjadi apabila itu tidak dilaksanakan.
Para jinchuuriki ini kebanyakan memiliki ciri fisik yang menyerupai bijuu yang disegel dalam tubuh mereka. Seperti Yugito yang memiliki mata yang meruncing, gaara yang memiliki garis mata akibat insomnia, Dan bentuk seperti kumis di pipi Naruto. Para bijuu yang mendiami jinc
Para jinchuuriki ini kebanyakan memiliki ciri fisik yang menyerupai bijuu yang disegel dalam tubuh mereka. Seperti Yugito yang memiliki mata yang meruncing, gaara yang memiliki garis mata akibat insomnia, Dan bentuk seperti kumis di pipi Naruto. Para bijuu yang mendiami jinc
Sabtu, 27 Agustus 2011
Memberi dengan Sistem Sama Rata dan tidak Adil
Ada seorang yang umurnya sudah tua yang tengah berjalan mendaki menuju jalan raya dengan mendukung sebuah peti besar di atas pundaknya dengan cara menggikatkan pada sekitar dahinya dengan tali.
Setelah orang tua itu melalui bangunan satu persatu lorongan yang panjang atau jalan-jalan tikus yang sempit dan bau, dimana baunya bagaikan sampah dan bangkai binatang yang sudah lama di tempat itu. singkat cerita, maka tiba-tiba di persetengah jalan ada dua orang yaitu pemuda hebat yang pulang dari suatu pekerjaannya dan dengan perasaan kedua pemuda itu terhadap orang tua itu, maka mereka membantu dengan cara mengangkat peti-peti itu lalu meletakkannya di pinggir jalan karna peti itu amatlah berat sekali. ketika saya lihat terhadap mereka dimana begitu sulitnya u
Setelah orang tua itu melalui bangunan satu persatu lorongan yang panjang atau jalan-jalan tikus yang sempit dan bau, dimana baunya bagaikan sampah dan bangkai binatang yang sudah lama di tempat itu. singkat cerita, maka tiba-tiba di persetengah jalan ada dua orang yaitu pemuda hebat yang pulang dari suatu pekerjaannya dan dengan perasaan kedua pemuda itu terhadap orang tua itu, maka mereka membantu dengan cara mengangkat peti-peti itu lalu meletakkannya di pinggir jalan karna peti itu amatlah berat sekali. ketika saya lihat terhadap mereka dimana begitu sulitnya u
Langganan:
Postingan (Atom)